Media merupakan salah satu sarana komunikasi dan informasi bagi kehidupan kita. Sejak munculnya internet, semua kebutuhan mengenai keingintahuan seseorang bisa terpenuhi. Sesuatu yang jauh menjadi seolah dekat. Bahkan segala aktivitas produksi dan transportasi mulai terganti dengan platform revolusi industri. Sehingga dengan kemudahan menjelajah dunia, bagi sebagian kelompok tertentu, kecanggihan ini dijadikan sebagai kesempatan untuk memperluas kekuasaan.
Media bukan saja memberikan dampak yang positif, namun sudah barang tentu akan menimbulkan problematika juga bagi oknum yang mencari kepuasan atas kepentingannya sendiri. Dewasa ini, media dijadikan sebagai alat pencapai kemenangan dengan kehendak masing-masing. Banyaknya media yang mengintervensi pihak lain sehingga menuding tanpa subjektifitas. Sehingga terjadi kasus penistaan, ujaran kebencian, dan dapat berujung pada radikalisme.
Baca Juga: Menyoal Framing Media
Kasus–kasus yang muncul dari media-media yang tidak bertanggungjawab menjadi pemecah belah persatuan. Membuat berita hoax, membolak-balikkan fakta kejadian, menutupi kasus-kasus besar para petinggi, sehingga masyarakat dibuat bingung oleh media yang ada. Seolah tidak ada lagi media yang terpercaya.
Dengan pesatnya peran globalisasi dalam mengubah pola kehidupan masyarakat, para pemuda perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan zaman. Karena semakin banyak muncul perang-perang gagasan, sehingga menuntut kaum muda agar canggih dan cerdas dalam memanfaatkannya. Siapa yang tidak memahaminya, maka akan tertinggal dan akan ditindas.
Media oposisi adalah salah satu peran baik dalam penggunaan media. Walaupun aka nada resiko yang muncul, namun media oposisi menjadi jendela fakta bagi yang akan menyaksikannya. Disinilah para pemuda harus segera beraksi untuk saling mengisi media-media dengan info atau berita yang menarik dan kreatif agar mampu memberi suplemen motivasi untuk generasi pembangun bangsa.
Baca Juga: Devide et Impera Via Media
Kelompok pemuda harus membuat perubahan sikap dalam menghadapi antipati media terhadap kebenaran. Kaum muda bisa membuat media sendiri, seperti halnya media oposisi tadi, kemudian bersama-sama membangun media agar hidup dengan berita-berita yang kompetitif. Menjadikan media sebagai sarana persaudaraan antar suku, menyampaikan prestasi-prestasi anak bangsa, mendayaguna SDM, membuat kegiatan untuk meningkatkan ekonomi produktif, dan tentu masih banyak lagi yang dapat dimanfaatkan.
Jika media dibiarkan ditangan-tangan orang yang hanya mengandalkan nafsu, maka akan rusak generasi kedepannya. Karena semakin banyak pembodohan, ketiadaan pengungkapan kebenaran, dan justru kelompok yang bersalah semakin diagung-agungkan. Maka kapan Negeri ini akan maju? Maka dari itu, marilah kaum muda, kita saling satukan gagasan dan kemauan untuk menjujung tinggi martabat bangsa ini dengan karakter baik kita, dengan cara bijak dan cerdas memanfaatkan media. Semoga, dengan demikian, menjadi penggerak spirit orang lain yang menyaksikannya.
Oleh: Dewi Nur Latifah, Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang
0 Komentar