![]() |
Oleh:
Dewi Nur Latifah
Mahasiswi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang
|
Media merupakan salah satu sarana komunikasi dan informasi bagi kehidupan kita. Sejak munculnya internet, semua kebutuhan mengenai keingintahuan seseorang bisa terpenuhi. Sesuatu yang jauh menjadi seolah dekat. Bahkan segala aktifitas produksi dan transportasi mulai terganti dengan platform revolusi industri. Sehingga dengan kemudahan menjelajah dunia, bagi sebagian kelompok tertentu, kecanggihan ini dijadikan sebagai kesempatan untuk memperluas kekuasaan.
Media
bukan saja memberikan dampak yang positif, namun sudah barang tentu akan
menimbulkan problematika juga bagi oknum yang mencari kepuasan atas
kepentingannya sendiri. Dewasa ini, media dijadikan sebagai alat pencapai
kemenangan dengan kehendak masing-masing. Banyaknya media yang mengintervensi
pihak lain sehingga menuding tanpa subjektifitas. Mengakibatkan terjadinya kasus penistaan, ujaran
kebencian, dan dapat berujung pada radikalisme.
Kasus
–kasus yang muncul dari media-media yang tidak bertanggungjawab menjadi pemecah
belah persatuan. Membuat berita hoax, membolak-balikkan fakta kejadian,
menutupi kasus-kasus besar para petinggi, sehingga masyarakat dibuat bingung
oleh media yang ada. Seolah tidak ada lagi media yang terpercaya.
Dengan
pesatnya peran globalisasi dalam mengubah pola kehidupan masyarakat, para
pemuda perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan zaman. Karena
semakin banyak muncul perang-perang gagasan, sehingga menuntut kaum muda agar
canggih dan cerdas dalam memanfaatkannya. Siapa yang tidak memahaminya, maka
akan tertinggal dan akan ditindas.
Media
oposisi adalah salah satu peran baik dalam penggunaan media. Walaupun aka nada
resiko yang muncul, namun media oposisi menjadi jendela fakta bagi yang akan
menyaksikannya. Disinilah para pemuda harus segera beraksi untuk saling mengisi
media-media dengan info atau berita yang menarik dan kreatif agar mampu memberi
suplemen motivasi untuk generasi pembangun bangsa.
Kelompok
pemuda harus membuat perubahan sikap dalam menghadapi antipati media terhadap
kebenaran. Kaum muda bisa membuat media sendiri, seperti halnya media
oposisi tadi, kemudian bersama-sama membangun media agar hidup dengan
berita-berita yang kompetitif. Menjadikan media sebagai sarana persaudaraan
antar suku, menyampaikan prestasi-prestasi anak bangsa, mendayaguna SDM,
membuat kegiatan untuk meningkatkan ekonomi produktif, dan tentu masih banyak
lagi yang dapat dimanfaatkan.
Jika
media dibiarkan ditangan-tangan orang yang hanya mengandalkan nafsu, maka akan
rusak generasi kedepannya. Karena semakin banyak pembodohan, ketiadaan
pengungkapan kebenaran, dan justru kelompok yang bersalah semakin
diagung-agungkan. Maka kapan Negeri ini akan maju? Maka dari itu, marilah kaum
muda, kita saling satukan gagasan dan kemauan untuk menjujung tinggi martabat
bangsa ini dengan karakter baik kita, dengan cara bijak dan cerdas memanfaatkan
media. Semoga, dengan demikian, menjadi penggerak spirit orang lain yang
menyaksikannya.
0 Komentar