Oleh: Eka
Khumaidatul Khasanah
Mahasiswi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Walisongo Semarang, Peneliti Ekonomi di Lembaga Studi
Agama dan Nasionalisme (LeSAN)
Petani
merupakan entitas yang berjasa, khususnya dalam memenuhi kebutuhan
pokok pangan masyarakat Indonesia. Karena itu, kontribusi mereka dalam
menyuplai kebutuhan pangan harus dihargai. Namun, realita yang terjadi justru
banyak orang yang meremehkan profesi satu ini. Mereka tidak menyadari bahwa
sebagian kebutuhan pokok mereka telah dipenuhi oleh hasil kerja keras petani.
Apalagi, dengan tumbuhnya pola pikir yang merendahkan pekerjaan seorang petani.
Seperti kebanyakan
anak para petani, mereka tidak mau mengikuti jejak orang tuanya sebagai petani.
Mereka lebih memilih mengadu nasib ke kota yang belum jelas akan kesuksesannya.
Mereka menganggap bahwa sektor pertanian tidak memiliki kontribusi terhadap
ekonomi daripada sektor lain. Walaupun keinginan untuk dapat hidup lebih baik
merupakan niat yang bagus, tetapi mereka seharusnya berpikir, bahwa menjadi
petani “ yang berpendidikan “ dapat mensejahterakan kehidupan keluarga bahkan
negara. Sebab, pertanian tidak dapat lepas dari kehidupan manusia.
Selain itu, banyak
lulusan perguruan tinggi yang fokus pada bidang pertanian tidak menerapkan
keahlian dan ilmu yang dipelajari. Mereka memilih mencari pekerjaan yang
bekerjanya berada di kantor, daripada terjun langsung menangani pertanian.
Padahal, jika mereka menerapkan ilmu yang dikuasai pasti kehidupan mereka akan
lebih baik. Sebab, dengan ilmu pertanian modern yang mereka miliki dapat
memanen hasil dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Sehingga kebutuhan hidup
masyarakat akan pangan dapat terpenuhi. Apabila semua sarjana
pertanian bekerja sesuai bidangnya otomatis kebutuhan pokok Indonesia akan
terpenuhi bahkan dapat mengekspor hasil pertanian.
Fenomena riil yang
terlihat di negara Indonesia adalah tingginya tingkat pengangguran dan
kemiskinan. Keadaan tersebut sangat terkait dengan masalah sumber daya manusia
(SDM). Kondisi SDM yang rendah sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja.
Secara agregat (keseluruhan), kondisi ini mempengaruhi
produktivitas nasional. Hal demikian juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang
sementara ini (setelah krisis finansial global) masih berada di bawah target.
Pada akhirnya daya saing bangsa juga akan rendah.
Produktivitas SDM
pertanian Indonesia hingga saat ini masih rendah. Masih banyak pelaku sektor
pertanian di Indonesia yang memiliki kualitas dengan kemampuan dibawah
rata-rata. Sementara mereka yang kuliah, hanya dapat di hitung dengan jari.
Bisa dibayangkan bagaimana rendahnya produktivitas SDM pertanian. Akibatnya,
kontribusi sektor ini semakin terpuruk dibanding sektor lain khususnya
industri.
Meskipun kontribusi
sektor pertanian terhadap pendapatan nasional sudah tergeser oleh sektor
industri, tetapi mayoritas penduduk Indonesia masih mencari nafkah di sektor
pertanian. Beberapa fakta mengindikasikan semakin pentingnya peran sektor
pertanian dalam penyerapan tenaga kerja. Selama krisis, terjadi penurunan nilai
tukar petani dan penurunan upah buruh di pedesaan. Hal ini menunjukkan adanya
pertambahan angkatan kerja di sektor pertanian.
Selain itu,
terdapat beberapa tantangan di masa depan yang harus dihadapi Indonesia
yakni Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), globalisasi ekonomi, penganguran,
kemiskinan, dan degradasi lingkungan. Oleh sebab itu, dibutuhkan revitalisasi
pertanian secara terfokus yang didukung oleh sumberdaya manusia yang
berkualitas. Pemerintah seharusnya juga menetapkan kebijakan yang ditujukan
kepada para sarjana pertanian untuk bekerja pada sektor pertanian dengan
menerapkan inovasi-inovasi baru. Apabila mereka tidak mau, pemerintah harus
bertindak tegas,contohnya mencopot gelar sarjananya. Pemerinta juga harus
mengawasi lembaga-lembaga pendidikan yang berbasis pertanian, agar dapat
meluluskan generasi selanjutnya yang mumpuni akan ilmu pertanian.
Di samping melalui
pengembangan SDM, pemerintah perlu membangun kelembagaan yang berhubungan
dengan pertanian seperti kelembagaan keuangan, pemasaran, penyuluhan, dan
penelitian. Selain itu, pemerintah juga harus memantau pengembangan
kelembagaan-kelembagaan tersebut agar saling bersinergis. Dengan adanya kelembagaan-kelembagaan
tersebut, otomatis akan mempermudah Indonesia menuju negara yang sejahtera.
Ketika pembenahan
SDM telah terlaksana, pemerintah seharusnya menyediakan lahan untuk bekeja para
lulusan Pertanian. Selain sebagai masih banyak lahan – lahan potensial di
Indonesia yang belum di manfaatkan dengan baik. Pemerintah seharusnya tanggap
menyikapi masalah tersebut, dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan lahan
tersebut untuk meningkatkan produktifitas pertanian dan perkebunan yang di
kerjakan oleh para ahli pertanian. Dengan demikian, dapat menambah devisa dan
menyelamatkan perekonomian negara.
Ketika pemerintah
dapat memanfaatkan lahan kosong yang berpotensi untuk pertanian, otomatis
banyak tenaga kerja yang diserap. Sehingga orang-orang yang tidak mempunyai
pekerjaan, dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut dapat
mengurangi pengangguran di negara kita. Alhasil, sedikit demi sedikit
keterpurukan ekonomi bangsa dapat terangkat. Sehingga negara kita dapat lebih
makmur dan dapat mengejar ketinggalan dari negara-negara maju.
0 Komentar